Ayo Mendidik

Ayo Mendidik

Senin, 09 Desember 2013

something special from my kids

Tiada kata yg mampu kuucap selain tetesan air mata bahagia ketika menerima hadiah ini sebagai kado ulang tahunku di tahun ini dari orang orang spesial dalam hidupku.

Sabtu, 10 November 2012

Suka duka mendidik adik adikku di Panti Asuhan.

 Suka duka ketika mendidik anak panti asuhan Raksa Putra di Bogor selama 5 tahun lebih. Mengambil alih keadaan Panti yang sebelumnya anak anak panti yang menguasai dikarenakan pengurus panti hanya 3 orang tua untuk mengurus 30 anak laki laki yang luar biasa keaktifan dan kreatifitasnya sampai akhirnya aku berhasil membuat mereka jauh lebih baik dari sebelumnya.
Merubah mental anak anak panti yang sebelumnya tidak berempati, tidak kenal etika, tidak kenal kesantunan, tidak kenal peraturan.
 
Saya memutuskan  menjadi relawan di sini setelah keluarnya relawan dari kelompok rohis mahasiswa ipb yang sudah tidak sanggup lagi menghadapi perilaku anak anak panti. suatu tantangan untuk saya ketika itu kok sampai anak rohis ipb bisa menyerah kepada situasi panti pada saat itu.
 
ada yang berhasil dan ada yang gagal, dan inilah salah satu kejadian yang nyata dari hasil didikan aku selama ini di panti, berawal dari gagalnya mendidik salah satau anak yang memiliki kebiasaan tidak bagus yang dulunya sampai harus dikeluarkan dari panti asuhan karena ketua panti merasa sudah tidak sanggup lagi mengurus. ternyata saya meninggalkan bekas yang tidak enak di dirinya sampai saat ini. tapi bagi saya itu adalah suatu resiko yang harus saya terima. 
 
Tapi dari pengalaman di sinilah saya banyak sekali mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, dan berkat merekalah saya banyak belajar bagaimana cara mendidik yang benar kepada anak, bagaimana menghadapi perilaku anak yang tidak wajar, Berawal dari cara keras dan ekstrim sampai akhirnya mereka bisa di arahkan kepada pola sahabat. akhirnya sekarang saya bisa melakukan tantangan yang lebih besar lagi dengan membuat program pendidikan gratis untuk kalangan masyarakat kurang mampu yang wilayahnya lebih besar lagi. 

Terima kasih adik adikku...kalianlah guru saya yang luar biasa dalam mengajarkan segala sesuatunya yang sebelumnya tidak pernah saya dapatkan dari manapun. Kalianlah pemicu semangat saya dalam usaha mengembangkan ilmu pengetahuan dan potensi diri saya sampai saat ini.

Panti Sosial Asuhan Anak Raksa Putra
Jl.Sindang Barang Pilar 1 No.31 Kelurahan Sindang Barang Bogor

 
berikut saya paste postingannya.
 

Kiki tompel kirim inbox k saya mengatakan bahwa dia dendam krn dulu mukanya pernah saya tegur keras setelah ketahuan beberapa kali mencuri di panti.dan dia akan datang ke saya nanti kalo udah kuat katanya dan dia punya rencana mau membalas ke anak perempuan saya..buat yang lain yang merasa punya dendam kepada saya silahkan datang kepada saya dan kita selesaikan.
Hal yang sangat naif..kalian hidup sudah di biayai orang lain..sudah dibantu orang lain tapi msh tdk bersyukur.
Like · · · Wednesday at 11:15pm via mobile

Sabtu, 03 November 2012

Meninggalnya Si Penghambat Sukses

Pada suatu hari para siswa dari sebuah SMA datang kesekolah mereka. Tidak seperti biasanya, pagi itu para siswa melihat sebuah spanduk besar di depan pintu sekolah. Dalam spanduk itu tertulis kalimat yang berbunyi : "Kemarin, orang yang selama ini menghambat kemajuan kalian di sekolah ini telah meninggal. Kami mengundang kalian untuk hadir dalam acara pemakamannya di sebuah tempat yang sudah di sediakan."

Para siswa diminta berkumpul di depan sekolah untuk berangkat bersama sama dengan para guru yang mendampingi. Pada awalnya semua siswa sedih mendengar berita itu, tapi beberapa saat kemudian mereka pun penasaran, siapakah orang yang selama ini menghambat kemajuan mereka di sekolah itu.

Tempat yang telah disediakan berangsur ramai. Disana telah disiapkan beberapa petugas keamanan yang di perintah untuk mengontrol hiruk pikuk dalam ruang tersebut. semua siswa berpikir, "Siapakah orang yang selama ini menghambat perkembanganku?"

Para siswa diminta untuk melihat jenazah dalam peti satu persatu. Dengan rasa ingin tahu mereka pun secara bergiliran mendekati peti mati yang ada di tempat itu. Ketika mereka melihat kedalamnya, mendadak mereka tidak bisa berkata apa apa. Didalam peti mati itu ternyata ada sebuah cermin, semua siswa yang melihat isi peti mati itu melihat diri mereka sendiri. 

Begitulah. Kalau kita pikir pikir apa sih yang membuat kita susah memperbaiki kualitas hidup kita? Apa sih yang selama ini menjadi penghalang jalan kesuksesan kita? Apa sih yang bikin hidup kita jalan di tempat?

Kadang ketika kita gagal, sulit berkembang, kita dengan entengnya menyalahkan orang lain atau lingkungan yang tidak bersahabat dan tidak mendukung kita. Kita dengan enaknya menyalahkan hal hal eksternal, yang ada diluar diri kita. Padahal kesalahan terbesar justru disebabkan oleh persoalan internal, dalam diri kita sendiri. 

Sukses tidaknya kita sebenarnya sangat ditentukan oleh cara hidup dan karakter yang kita hadirkan dalam diri kita sendiri.

Disadur dari buku Hidup Sekali, Berarti, Lalu Mati by Ahmad Rifa'i Rif'an.

Jumat, 02 November 2012

Teruntuk Anakku...

Andai aku punya kesempatan membesarkan anakku lagi

Aku akan membangunkan jiwa Empati dan peduli dengan sesama manusia baru kemudian memaksimalkan intelektualnya.

Aku akan mencoret kertas dengan jariku bersamanya, bukan menudingkan jari telunjukku ke arahnya.

Aku akan tersenyum dan menggendongnya dikala ia terjatuh ketanah, bukan menyalahkan dan memarahinya.

Aku akan selalu mengkoreksi diri dan menjalin koneksi dengannya

Aku akan lebih lama belajar bersamanya bukan dia lama belajar bersama orang lain.

Aku akan melepaskan pandanganku dari handphone dan gadgetku dan lebih sering memandangnya

Aku akan lebih selalu memahami keadaan dirinya bukan dirinya yang aku paksa untuk memahami keadaan diriku.

Aku takkan bersikap serius berbicara dengannya, tapi lebih serius bercanda

Aku akan lebih sering mengingatnya dikala bekerja, bukan mengingat pekerjaan di kala bersamanya. dan tertawa dengannya

Aku akan lebih sering memeluknya dikala ia masih hidup bukan memeluknya dikala ia sudah terbujur kaku.

Aku akan menyesal apabila melewatkan perilakunya yang lucu dan tak terduga, bukan menyesal ketika melihat perilakunya dari video untuk mengenang ketika ia masih hidup.





~Candra Kwartana~


Tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya? Orang tua bekerja keras pergi gelap pulang gelap untuk memenuhi kebutuhan anak. Mencari uang sebanyak banyaknya agar sang anak bisa bersekolah di tempat terbaik, membelikan mainan dan baju yang bagus, berlibur bersama anak ke tempat tempat indah. 
Padahal yang diinginkan anak terkadang hanyalah Waktu dan pelukan sayang dari ibunya dan bermain bersama ayahnya.

Kadang kita terlalu sibuk dengan ambisi pribadi yang rasanya sangat penting dalam hidup didunia ini, sehingga apa yang menjadi kebutuhan anak kita terabaikan. 

Mungkin ini bisa kita renungkan. 

Jasmine Azzahra Zen Putri
 



Selasa, 23 Oktober 2012

Kita kalah oleh semut.

Kita mugkin sering mengalami berpapasan dengan kejadian atau musibah yang terjadi di jalanan, baik kecelakaan kendaraan ataupun orang yang tertabrak oleh kendaraan. Sudah pasti jalanan langsung macet panjang. Ironisnya jalanan macet panjang karena banyaknya orang orang yang sekedar ingin melihat tempat kejadian perkara ataupun melihat korban yang sedang tergeletak. Hanya sedikit orang yang tergerak hatinya untuk membantu si korban dalam mendapatkan pertolongan pertama.

Atau kita pun pernah melihat ketika ada salah satu kerabat kita yang sedang berduka karena ditinggal meninggal oleh orang yang ia cintai. Dirumah duka suka kita lihat para pelayat yang berkumpul di depan rumah duka duduk bersama rekan rekannya dan berbicara atau mendiskusikan sesuatu dengan sela canda dan tawa..padahal mereka sedang ada di rumah duka. 

Di tempat layanan publik seperti di stasiun kereta api ataupun di terminal bis yang dimana terjadi antrian panjang untuk pembelian tiket...sering kalinya kita melihat orang orang kita sangatlah sulit membudayakan antri, serobot atau ingin duluan mendapatkan tiket tanpa memikirkan perasaan orang orang yang sudah antri panjang. 

Dijalan tol di pagi hari ketika jam kerja sering pula kita jumpai banyak pengemudi yang tidak mau bersabar antri dengan menyerobot bahu jalan. padahal sudah pasti rata rata pengemudi di jalan tol banyaknya orang orang yang notabenenya pekerja kantoran yang berpendidikan.

Masyarakat kita tumbuh dengan pola pendidikan yang kurang tepat. Dari mulai sekolah dasar masyarakat kita hanya dituntut untuk pintar akademis, tapi tidak pintar dalam beretika ataupun berempaty terhadap lingkungan sekitar ia berada. 

Menumbuhkan rasa empaty dalam diri seseorang membutuhkan waktu bertahun tahun sedangkan untuk membuat seseorang pintar terhadap suatu bidang hanya membutuhkan waktu beberapa bulan. Masyarakat kita sudah terbalik dalam menumbuhkan pola pendidikan terhadap generasi penerusnya. 

Empaty tidak di nomor satukan, akhirnya hasilnya masyarakat kita tidak bisa menghargai seseorang, lebih mementingkan kepentingan sendiri, acuh terhadap lingkungan sekitar, Tidak peduli terhadap aturan yang dibuat, tunduk dengan aturan karena adanya ancaman bukan karena kesadaran diri. 

Ayo mulai saat ini kita bangun rasa empaty dalam diri kita sendiri. kita ciptakan generasi penerus yang memiliki empaty tinggi. Bangsa Indonesia akan sulit maju apabila masyarakatnya sendiri hidup untuk diri masing masing. Kita harus belajar dari  dunia semut, meski mereka kecil tapi mereka hidup dengan jiwa empaty yang tinggi sehingga mereka bisa hidup makmur, tenang, kompak, dan besar.

Jangan sampai manusia yang di takdirkan oleh Allah SWT menjadi khalifah dimuka bumi ini kalah dengan peranan semut yang kecil di mata manusia.